Silicon adalah elemen terbanyak ke-2 di bumi setelah oksigen, dan juga elemen yang paling berlimpah ke-2 di lapisan kulit bumi, dimana terutama ditemukan dalam bentuk silica atau silicon dioksida (disebut juga flint).
Sumber inorganik silica, ditemukan sebagian besar dalam bentuk silica oksida pada pasir dan kwarsa dan sebagai silikat dalam bentuk mineral seperti granit. Sumber organik meliputi herbal, horsetail (sejenis tumbuhan) dan makanan tertentu.
.
Silica adalah penting untuk kesehatan: tulang, tulang rawan, organ dan jaringan penghubung (aorta, trakea, dinding arteri, ligamen dan tendon); dan untuk kecantikan: rambut, kulit, kuku. Terima kasih atas riset yang dilakukan oleh E.M. Carlisle, K. Schwarz, D.B. Milne, A. Charnot, R.H. Monceaux, J. Looper, E.J. Rus, L.C. Kevran, A. Weiss, A.T. Diplock, dan yang lainnya. Kami sekarang menyadari bahwa elemen ini memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kesehatan dan hidup kita.
Edith M. Carlisle, Ph. D., menemukan bahwa kalsium dan vitamin D saja tidaklah cukup untuk pertumbuhan, kepadatan, kekuatan dan fleksibilitas tulang. Mineral lain termasuk silica dibutuhkan untuk memperkuat tulang dan meningkatkan produksi kolagen, suatu jaringan penghubung yang kuat dan fleksibel yang mengikat semuanya menjadi satu kesatuan.
Salah satu faktanya, ia mencatat dalam berbagai studi, sejalan dengan bertambahnya umur, silica menghilang dari aorta, pembuluh darah jantung, dan konsekuensinya, jaringan penghubung di dalamnya memburuk.
Salah satu faktanya, ia mencatat dalam berbagai studi, sejalan dengan bertambahnya umur, silica menghilang dari aorta, pembuluh darah jantung, dan konsekuensinya, jaringan penghubung di dalamnya memburuk.
Silica adalah yang menopang dan mengikat tubuh kita menjadi suatu kesatuan
Studi yang dilakukan Carlisle terhadap anak ayam pada tahun 70-an dan 80-an membawa silica dari status tidak penting menjadi sesuatu yang penting. Studi ini mempelajari pertumbuhan dan metabolisme tulang dengan dan tanpa silica dalam pola makan anak ayam. Ia membuat dua penemuan: Pertama, anak ayam yang diberikan suplementasi silica dalam dietnya menunjukkan peningkatan 100% dalam kolagen tulang dibanding dengan yang tidak menerima silica. Lebih jauh, tulangnya menunjukkan kenaikan kandungan kalsium, secara perlahan tapi pasti, yang tidak ditunjukkan oleh anak ayam yang tidak menerima silica. Carlisle juga menemukan bahwa sejumlah kecil silica membantu terciptanya pertumbuhan tulang yang lebih besar dan lebih cepat.
Carlisle menyatakan bahwa defisiensi silica dalam pola makan adalah salah satu faktor penting terkait dengan resiko terhadap osteoporosis dan osteopenia.
Penelitian sebelumnya oleh A. Charnot tahun 1952, menyatakan bahwa dekalsifikasi (pemecahan kalsium) selalu didahului oleh tidak adanya jaringan silica yang dapat dideteksi. Pada tahun 1972, Carlisle memperluas penelitiannya, menemukan bahwa pengaruh silica terhadap proses kalsifikasi (pengerasan) dan jumlah kalsium yang disimpan di dalam tulang. Ia melaporkan bahwa hewan yang mendapat diet tinggi silica mencapai mineralisasi tulang yang maksimal lebih cepat daripada yang diberikan diet rendah silica.
Carlisle (tahun 1970) dan K. Schwarz dan D.B. milne (tahun 1971) menunjukkan bahwa tikus dan ayam yang dalam diet-nya kekurangan silica tidak mampu mencapai pertumbuhan optimal, dan secara nyata pertumbuhan tulang dan tengkoraknya bisa berubah bentuk.
Yang terkini (tahun 1986) Carlisle membuktikan peranan silica dalam pembentukan jaringan penghubung, mencatat bahwa silica adalah komponen struktural dari glikosaminoglikan (asam hyaluronat, chondroitin sulfat dan keratin sulfat) dan kompleks protein mereka.
Sementara itu diketahui bahwa kebanyakan zat gizi tubuh dan pengeluaran kelenjar semakin berkurang sesuai dengan pertambahan umur, dan kekurangan silica menjadi tanda yang utama.
Kandungan silica pada jaringan kulit hewan dan thymus (kelenjar utama sistem imun) berkurang dengan cepat sesuai dengan pertambahan umurnya. Kelenjar thymus hewan muda mengandung 56 ppm silica, sedangkan hewan dewasa mengandung 2 ppm (bagian per sejuta) silica: hanya 1/28-nya!
Membantu mencegah penyakit Alzheimer
Di dalam buku yang diterbitkan tahun 1997, ”Prescription for Nutritional Healing”, James F. Balch, M.D., dan Phyllis A. Balch, C.N.C., menjelaskan manfaat lain dari silica terhadap kesehatan, “Silica menetralkan efek aluminium dalam tubuh dan penting bagi pencegahan penyakit Alzheimer dan osteoporosis. Kadar silica berkurang karena penuaan, dan oleh karena itu, dibutuhkan dalam jumlah besar pada orang yang sudah tua,” menurut Balches.
Silica dapat beroperasi di tingkat yang lebih mendasar daripada itu. Faktanya, silica bisa menghambat penyerapan aluminium, suatu logam yang telah dikaitkan dengan demensia.
Silica dan Jantung
Carlisle juga menemukan bahwa dengan berkurangnya silica pada lapisan dalam (intima) dinding arteri, dan melemahnya jaringan penghubung, dapat mengakibatkan resiko yang lebih besar bagi perkembangan penyakit jantung oklusif.
Kaitannya dengan air? Pada waktu dulu, banyak studi telah menemukan bahwa kematian yang berasal dari penyakit jantung jauh lebih sedikit di daerah dimana air minumnya diperkirakan “keras”. (Air “keras” ditandai dengan kehadiran garam, seperti kalsium atau magnesium, sesuai dengan kamus Webster). Hal ini dilaporkan pada awal tahun 60-an oleh Henry Schroeder, profesor fisiologi klinis di Dartmouth University Medical School.
Kemudian, sebuah studi oleh Earl Dawson, Ph.D., direktur riset gizi pada University of Texas di Galveston mengungkapkan bahwa rata-rata kematian karena serangan jantung dan stroke 25% lebih rendah di kota-kota di mana orang minum “air keras (hard water)”. Hal ini telah dicatat dalam sebuah berita, “Hard Water Promotes Heart Health” , diterbitkan oleh University of Texas di Galveston, 15 Agustus 1981.
Bagaimanapun, ada kekurangan serius dalam studi ini dan yang lainnya: mereka tanpa alternatif memberikan kredit penuh untuk hasil yang baik ini terhadap peranan kalsium dan magnesium dalam menciptakan “air mineral”. Pasti, sementara mineral-mineral ini memainkan sebuah bagian yang kritis, silica seharusnya tidak dilewatkan begitu saja sebagai hal yang sama.
Adalah penting bagi sebuah zat gizi yang ada dalam makanan untuk diserap. Pertanyaannya: apakah silica dalam serat secara nyata diserap atau hanya membuat perjalanan cepat melalui saluran pencernaan? Ada bukti bahwa silica diserap.
Seperti yang disebutkan dalam bukunya Schwarz, sebuah studi oleh Thomas bassler, M.D., dari Centinela Hospital di Inglewood, California, yang menganalisa contoh rambut pasien program rehabilitasi jantung dan menemukan bahwa orang yang sedang dalam diet tinggi serat dapat meningkatkan kadar silicanya. Konsekuensinya, Bassler memberikan semua pasien jantungnya dengan diet tinggi serat.
Buku yang ditulisnya memuat daftar makanan sesuai dengan kandungan seratnya, 10 terbanyak adalah: buah prunes, kentang manis, apel, bayam (yang dimasak), kentang, kenari, plum, ginjal dan kacang putih.
Silica dan diet kita
Dua sumber utama silica adalah air minum dan tanaman berserat. Kebanyakan orang mendapatkannya melalui diet dan suplementasi seperti: herbal horsetail (Eqisetum arvense); alfalfa; bit; biji-bijian utuh, termasuk gandum dan beras merah; lada bel; kedelai; sayuran hijau daun; rumput laut; dan ganggang hijau-biru.
Adalah sulit untuk mencerna makanan yang kaya silica untuk mendukung kesehatan, dalam hal ini, herbal horsetail (Eqisetum arvense) mungkin membantu.
Sebuah buku yang berjudul “The Amazing Medicines the Drug Companies Don't Want You to Discover” menyoroti nilai gizi utama dari horsetail: “Horsetail adalah sumber alami yang sempurna dari silica. Horsetail juga kaya akan kalsium dan beberapa mineral lainnya yang dibutuhkan untuk membangun kembali jaringan yang terluka dan sangat membantu dalam penyembuhan arthritis.”
Horsetail telah banyak digunakan untuk memperbaiki kondisi masyarakat selama beberapa abad, antara lain untuk memperbaiki jantung, mata, paru-paru dan ginjal. Juga digunakan untuk memperkuat tulang yang lemah, mengurangi radang sendi (rheumatik), dan untuk memulihkan beberapa kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan konsumsi alkohol.
Manfaat-manfaat Silica
Hanya sedikit jumlah silica yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, namun keberadaan mineral ini memberi banyak hal untuk menjaga kita tetap sehat:
1. Memperbaiki metabolisme sel dan merangsang pembentukan sel.
2. Menghambat proses penuaan dalam jaringan.
3. Suplementasi silica ke dalam jaringan yang dengan cepat berkurang sejalan dengan umur.
4. Memperkuat jaringan penghubung dan memperbaiki struktur dan fungsinya.
5. Meningkatkan elastisitas dan kekuatan pembuluh darah, membuat mereka lebih sedikit mengembangkan aterosklerosis (ketika silica meremajakan jaringan penghubung, bengkak/ pembesaran aterosklerosis menghilang)
2. Menghambat proses penuaan dalam jaringan.
3. Suplementasi silica ke dalam jaringan yang dengan cepat berkurang sejalan dengan umur.
4. Memperkuat jaringan penghubung dan memperbaiki struktur dan fungsinya.
5. Meningkatkan elastisitas dan kekuatan pembuluh darah, membuat mereka lebih sedikit mengembangkan aterosklerosis (ketika silica meremajakan jaringan penghubung, bengkak/ pembesaran aterosklerosis menghilang)
6. Mendukung reaksi anti infeksi dan anti peradangan.
7. Merangsang sistem imun untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri, virus dan racun.
7. Merangsang sistem imun untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh serangan bakteri, virus dan racun.
Silica untuk kecantikan rambut, kulit dan kuku
Selain penting untuk mendukung kesehatan jaringan penghubung, Silica juga penting untuk penampilan kulit agar tampak lebih muda. Penuaan kulit terutama disebabkan oleh ketidakmampuan jaringan penghubung kulit untuk menahan air, yang sebagian besar disebabkan oleh defisiensi silica dan asam hyaluronat.
Suplementasi silica juga dapat memperbaiki penampilan rambut dan kuku seperti halnya kulit.
Studi menunjukkan bahwa silica nampaknya menjadi bagian dari sintesa praline (unsur utama kolagen) yang dibutuhkan untuk membuat deoksikolagen. Selain itu, kerja optimal dari ”prolyl hydroxylase” (enzim penting untuk sintesa kolagen) juga tergantung pada silica (sesuai studi oleh Carlisle tahun 1981).
Studi menunjukkan bahwa silica nampaknya menjadi bagian dari sintesa praline (unsur utama kolagen) yang dibutuhkan untuk membuat deoksikolagen. Selain itu, kerja optimal dari ”prolyl hydroxylase” (enzim penting untuk sintesa kolagen) juga tergantung pada silica (sesuai studi oleh Carlisle tahun 1981).
Dan, kita semua mengetahui betapa pentingnya keratin dan kolagen bagi kulit, rambut dan kuku.
Apakah silica mempunyai pasangan mineral yang lain? Ya. Boron, magnesium, mangan, dan kalium membantu kita untuk memanfaatkan silica dengan lebih baik. Zat besi dan fosfor, khususnya, dibutuhkan tubuh untuk membantu asimilasi trace mineral ini.
Dengan begitu banyaknya manfaat Silica bagi kesehatan, kesejahteraan dan penampilan kita, telah membuktikan bahwa trace mineral ini jauh dari tidak penting, dan tersedia dalam berbagai jenis mineral inorganik (atau sumber utama) dan dalam bentuk yang dapat larut, seperti tumbuhan (sumber sekunder).
Referensi :"Hard Water is Best For Health," Consumer Bulletin, March 1963.
"Hard Water Promotes Heart Health," News Report, University of Texas at Calveston, August 15, 1981.
Anonymous. Amazing Medicines the Drug Companies Don't Want You to Discover. Tempe, Ariz.: University Medical Research Publishers, 1993.
Balch, James F., M.D., and Balch, Phyllis A., C.N.C. Prescription for Nutritional Healing. Second edition. Garden City Park, N.Y.: Avery Publishing Group Inc., 1997.
Carlisle, E.M. "A Relationship Between Silicon and Calcium in Bone Formation," Fed Proc. 29: 265, 1970.
Carlisle, E.M. "Silicon: A Possible Factor in Bone Calcification." Science 167: 179-180, 1970.
Carlisle, E.M. "Silicon as an Essential Element for the Chick," Science 178: 619421, 1972.
Carlisle, E.M. "Silicon as an Essential Trace Element in Animal Nutrition." In: Silicon Biochemistry. CIBA Foundation Symposium 121. New York: John Wiley & Sons, 1986.
Charnot, A. "Influence du Silicum et du Potassium sur le Metabolisme due Calcium," Maros Medical 337: 32, 1952.
Faelton, Sharon. The Complete Book of Minerals for Health. Emmaus, Pa.: Rodale Press, 1981.
Kaulmann, Klaus. Silica. Burnaby, B.C., Canada: Alive Books, 1992.
Schwarz, K., and Milne, D.B. "Growth-Promoting Effects of Silicon in Rats," Nature 239: 333-334, 1972.